Tempat Wisata Di Medan Rumah Makan Tua - Kekayaan Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, yang jarang terungkap adalah keberadaan rumah makan, restoran, hingga kedai yang sudah berumur puluhan tahun. Di samping Istana Maimoen, Rumah Tjong A Fie, dan juga menara air, kehadiran rumah makan tua menjadi penanda kota di pantai timur Sumatera itu. Secara tidak sengaja, ketika berjalan menyusuri sejumlah lorong di Kota Medan. Ada sejumlah rumah makan tua. Setidaknya ada yang berangka tahun 1919 hingga 1934. Sayang jejak sejarah kuliner yang masih hidup hingga tiga generasi ini kurang terangkat.
Lorong menuju Jalan Yoserizal di Kota Medan pada tengah malam sangat gelap karena minim penerangan. Untuk menjangkau jalan itu bagi mereka yang baru datang tidaklah mudah. Akan tetapi, kalau kita bertanya letak rumah makan sup bihun ikan kepada orang di sekitar tempat itu, dengan mudah mereka akan menunjukkan Jalan Yoserizal. ”Menu sup bihun ikan ini sudah ada sejak 1919, sama seperti bangunan rumah ini yang didirikan oleh kakek saya,” kata pemilik Juhong Coffee Shop, Bambang Effendy, yang mengelola rumah makan sup bihun ikan itu. Meski terkenal dengan sup bihun ikan, rumah makan ini menyediakan berbagai makanan seperti sate padang.
Rumah makan ini unik. Pemilik rumah makan menyediakan tempat dan minuman, sementara sejumlah pedagang lain yang berada di depan rumah makan memasok berbagai jenis makanan itu. Di rumah makan ini ada sekitar enam pedagang yang menjual berbagai jenis makanan. Keunikan rumah makan ini dan juga rumah makan sejenis di Medan adalah keberadaan sate padang sebagai salah satu makanan di samping berbagai jenis makanan yang umumnya merupakan makanan China. Keberadaan sate padang juga bisa ditemukan di kawasan kuliner malam hari di Jalan Semarang. Kombinasi yang unik antara menu orang Minang dan menu orang Tionghoa.
Salah satu peninggalan rumah makan ini yang masih ada adalah bangunan rumah makan yang meski di lantai satu sudah banyak berubah dengan dinding dari marmer, namun di lantai dua masih terlihat keasliannya. Jendela-jendela masih asli seperti yang dibangun oleh kakeknya. ”Dinding terpaksa dikasih marmer karena air kadang meresap hingga membasahi dinding,” kata Bambang ketika ditanya soal perubahan bangunan yang tampak menjadi ”modern” itu.
Sekretaris Badan Warisan Sumatera Rika Susanto menyebutkan, bangunan rumah makan seperti itu dan juga bangunan kawasan dagang lama berarsitektur campuran antara China, Melayu, dan kolonial campuran. ”Sentuhan China terletak pada jendela seperti yang terlihat di Malaka dan Penang. Sentuhan Melayu pada ornamen dan sentuhan kolonial pada kehadiran lengkung dan gaya renaisans yang terletak pada beberapa bagian,” katanya.
Selain bangunan itu, keberadaan salah satu gerobak yang menyediakan salah satu menu makanan di tempat itu juga masih sama dengan gerobak yang digunakan sejak pendahulu mereka pada tahun 1919. Hanya beberapa bagian gerobak itu yang sudah direnovasi agar masih kuat menopang beban. Bila merunut pada tahun didirikannya, rumah makan, lebih tepat kedai kopi, yang lebih muda adalah Kedai Kopi Kok Tong yang didirikan sejak 1925. Kedai kopi ini menjadi sangat legendaris di Kota Medan meski didirikan di Kota Pematang Siantar, sekitar tiga jam berkendaraan ke arah selatan Kota Medan. Kedai kopi itu bahkan mengalahkan keramaian kafe-kafe modern dan internasional pada malam Minggu. Kedai Kopi Kok Tong telah berevolusi dari kedai kopi kecil yang ada di pinggir jalan menjadi kedai kopi yang memasuki mal-mal di Kota Medan.
BUKU PANDUAN LENGKAP CARA CEPAT HAMIL, Untuk Pemesanan Klik Banner di Bawah Ini!!
Buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 5 kali Bonus KONSULTASI GRATIS.
Apih, tahu dari mana euy.....
ReplyDeleteaku aja yg tinggal di Medan nggak tahu...Mantab euy...